Sabtu, 24 April 2010

Mutiara Hadits Imam Ridha a.s

Mutiara Hadits Imam Ridha a.s

1. Tiga karakter orang mukmin

“Seseorang tidak akan menjadi mukmin yang sejati kecuali ia memiliki tiga karakter berikut ini: mengikuti sunnah Tuhannya, sunnah Nabi-Nya dan sunnah imamnya. Sunnah (kebiasaan yang dilakukan oleh) Tuhannya adalah menyimpan rahasia, sunnah Nabi-Nya adalah berbuat toleransi terhadap orang lain dan sunnah imamnya adalah sabar menanggung kesengsaraan”.

2. Pahala berbuat kebajikan secara diam-diam dan ancaman bagi
orang yang melakukan kejelekan secara terang-terangan

“Orang yang berbuat kebaikan secara diam-diam pahalanya sama dengan tujuh puluh kebaikan, orang yang melakukan kejelekan secara terang-terangan, ia akan hina dan orang yang menutupi kejelekan akan diampuni”.

3. Kebersihan

“Menjaga kebersihan adalah termasuk akhlak para nabi a.s.”

4. Orang yang dapat dipercaya

“Orang yang (pada hakikatnya) dapat dipercaya tidak akan berkhianat kepadamu, dan hanya engkaulah yang menganggap pengkhianat sebagai orang yang dapat dipercaya”.

Mutiara hadits Imam Kazhim a.s.

Mutiara hadits Imam Kazhim a.s.

1.Hujjah lahiriah dan batiniah

“Sesungguhnya Allah memiliki dua hujjah atas manusia: hujjah lahiriah dan hujjah batiniah. Hujjah lahiriah adalah para rasul, nabi dan imam (ma’shum) dan hujjah batiniah adalah akal”.

2.Sabar dan menjauhi orang-orang yang mencintai dunia

“Sabar dalam kesendirian adalah tanda kekuatan akal. Barang siapa yang merenungkan tentang Allah, ia akan menjauhi orang-orang yang mencintai dunia dan menginginkan apa yang ada di sisi Tuhannya, Allah adalah penenangnya dalam ketakutan, temannya dalam kesendirian, kekayaannya dalam kefakiran dan kemuliaannya di hadapan selain kerabatnya”.

3.Merendahkan diri di hadapan Allah

“Barang siapa yang menginginkan kekayaan tanpa harta, terselamatkan dari sifat iri dengki dan keselamatan dalam agama, hendaknya ia merendahkan diri di hadapan Allah ketika meminta kepada-Nya (dan mintalah kepada-Nya untuk) menyempurnakan akalnya. Barang siapa yang akalnya telah sempurna, maka ia akan merasa cukup dengan rezeki yang mencukupi hidupnya. Barang siapa yang merasa cukup dengan rezeki yang mencukupi hidupnya, maka ia akan merasa kaya. Dan barang siapa yang tidak merasa cukup dengan rezeki yang mencukupi hidupnya, maka ia tidak pernah merasakan kekayaan sama sekali”.

4.Menjenguk mukmin karena Allah

“Barang siapa yang menjenguk saudara seimannya karena Allah, bukan karena selain-Nya, demi mengharap pahala-Nya dan segala yang telah dijanjikan kepadanya, maka Allah azza wa jalla akan memerintahkan tujuh puluh ribu malaikat untuk menjaganya dari sejak ia keluar dari rumah hingga ia kembali ke rumahnya seraya berkata kepadanya: ‘Engkau adalah orang baik (baca : beruntung) dan surga adalah sesuai denganmu. Engkau telah membangun rumah di sana”.

5.Harga diri, akal dan nilai seseorang

“Tidak sempurna agama orang yang tidak memiliki harga diri, dan tidak memiliki harga diri orang yang tidak berakal. Sesungguhnya orang yang paling agung nilainya adalah orang yang tidak menganggap dunia sebagai satu nilai baginya. Ingatlah, harga badanmu ini adalah surga, jangan engkau menjualnya dengan selainnya”.

6.Menjaga harga diri orang lain

“Barang siapa yang menjaga dirinya untuk tidak mempermalukan orang lain, maka Allah akan mengampuni kesalahannya pada hari kiamat, dan barang siapa yang menahan kemarahannya terhadap orang lain, maka Allah akan menahan murka-Nya terhadapnya pada hari kiamat”.

7.Faktor-faktor yang dapat mendekatkan diri dari Allah

“Sarana paling baik yang dapat digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah shalat, berbakti kepada kedua orang tua, meninggalkan sifat dengki, sombong dan bangga diri”.

8.Orang berakal tidak akan berbohong

“Sesungguhnya orang yang berakal tidak akan berbohong meskipun hal itu tidak sesuai dengan hawa nafsunya”.

9.Hikmah diam

“Sedikit berbicara adalah sebuah hikmah yang amat besar. Oleh karena itu, hendaklah kalian banyak diam, karena banyak diam adalah satu ketenangan hidup dan satu faktor yang dapat meringankan dosa”.

10.Pencela yang tak tahu malu

“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan surga bagi pencela yang tak tahu malu dan tidak memikirkan apa yang keluar dari mulutnya serta apa yang dikatakan orang lain kepadanya”.

11.Orang sombong tidak akan masuk surga

“Hati-hatilah terhadap sifat sombong! Karena tidak akan masuk surga orang yang di hatinya tersimpan setitik kesombongan”.

12.Program kerja siang dan malam

“Berusahalah untuk membagi waktu kalian dalam empat bagian: satu bagian untuk bermunajat kepada Allah, satu bagian untuk mencari rezeki, satu bagian untuk menjenguk para saudara seiman yang dapat dipercaya untuk memberitahukan aib-aib yang ada pada dirimu dan sahabat setiamu lahir-batin, dan satu bagian untuk menikmati kenikmatan yang kalian miliki asalkan tidak haram. Dengan menggunakan bagian keempat ini kalian akan mampu melaksanakan tiga bagian di atas”.

13.Duduk bersama dengan orang yang beragama dan berakal

“Duduk bersama orang yang beragam adalah sebuah kemuliaan dunia dan akhirat, dan bermusyawarah dengan orang berakal dan ahli nasihat adalah sebuah berkah, petunjuk dan taufik dari Allah. Jika ia menentukan sebuah solusi, maka janganlah menentangnya, karena hal itu akan mengundang kecelakaan bagimu”.

14.Akibat cinta dunia

“Barang siapa yang mencintai dunia, rasa takut kepada akhirat akan sirna dari hatinya. Barang siapa yang ilmunya bertambah kemudian kecintaannya kepada dunia juga bertambah, maka ia akan bertambah jauh dari Allah dan kemurkaan-Nya kepadanya akan bertambah”.

15.Menjauhi tamak dan hanya bertawakal kepada Allah

“Hindarilah tamak dan janganlah mengharap apa yang ada di tangan manusia serta musnahkanlah rasa tamak dari hati para makhluk, karena tamak adalah kunci kehinaan, pembasmi akal, pemusnah dan pengotor harga diri serta pembasmi ilmu. Janganlah (hanya mengandalkan) tawakal kepada Tuhanmu”.

16.Hasil amanah dan kejujuran

“Menjaga amanah dan berkata jujur dapat mendatangkan rezeki, sedangkan khianat dan berkata bohong dapat mendatangkan kefakiran dan kemunafikan”.

17.Berkata benar dan membasmi kebatilan

“Takutlah kepada Allah dan berkatalah benar meskipun engkau harus binasa, karena di dalam berkata benar itu adalah keselamatanmu. Takutlah kepada Allah dan tinggalkanlah kebatilan meskipun engkau akan selamat, karena di dalam kebatilan itu adalah kecelakaanmu”.

18.Bala` sesuai dengan kadar iman seseorang

“Seorang mukmin bak dua sayap timbangan, ketika imannya bertambah, maka bala`nya pun akan bertambah”.

19. Shalat sunnah dan mendekatkan diri kepada Allah

“Shalat sunnah adalah sarana bagi mukmin untuk mendekatkan diri kepada Allah”.

20.Keutamaan ishlah (memperbaiki keadaan) dan memaafkan

“Pada hari kiamat sebuah suara akan berteriak lantang: “Perhatian! Barang siapa yang merasa memiliki pahala di sisi Allah, hendaklah ia berdiri!” Tidak ada orang yang berani berdiri kecuali para pemaaf dan orang yang memilih semangat untuk ishlah. Pahalanya ada di sisi Allah”.

21.Sedekah terbaik

“Menolong orang yang lemah adalah sedekah terbaik”.

22.Dosa baru, bala` baru

“Ketika seseorang melakukan dosa baru yang belum pernah dilakukannya, maka Allah akan mendatangkan bala` yang tak pernah disangka-sangka baginya”.

23.Kunci pintu hati

“Perdalamilah agama Allah, karena memperdalami agama adalah kunci hati dan faktor utama untuk mencapai kedudukan yang tinggi di dalam agama dan di dunia. Dan keutamaan seorang “faqih” atas seorang abid bak keutamaan matahari atas bintang-bintang, dan barang siapa enggan mendalami agamanya, maka Allah tidak akan pernah merelai amalannya”.

24.Dunia adalah sarana terbaik

“Jadikanlah untuk dirimu bagian dari dunia selama hal itu halal, tidak merusak harga diri dan tidak melampaui batas, serta gunakanlah dunia tersebut untuk memperkokoh agama, karena diriwayatkan bahwa bukan golongan kami orang yang mengorbankan dunia demi agamanya atau mengorbankan agama demi dunianya”.

25.Ibadah terbaik

“Ibadah terbaik setelah mengetahui Allah adalah menunggu “faraj” (kemunculan Imam Mahdi a.s.)”.

26.Mencintai orang lain

“Mencintai orang lain adalah setengah iman”.

27.Menghindari kemarahan

“Barang siapa yang menahan kemarahannya terhadap orang lain, maka Allah akan menghindarkannya dari siksa api neraka”.

28.Manusia terkuat

“Barang siapa ingin menjadi manusia terkuat, hendaknya bertawakal kepada Allah”.

29.Selalu meningkat, bukan malah mundur

“Barang siapa yang dua harinya sama, maka ia telah rugi, barang siapa yang satu harinya lebih jelek, maka ia terlaknat, barang yang (kebaikannya) tidak bertambah sama sekali, maka ia berada dalam kekurangan, dan barang siapa yang berada dalam kekurangan, maka kematian lebih baik baginya”.

30.Berbuat kebajikan kepada orang lain

“Hak saudaramu yang paling vital adalah jangan kau menutupi sesuatu yang bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya”.

31.Menghindari bergurau

“Hindarilah bergurau, karena bergurau dapat melenyapkan cahaya imanmu”.

32.Nasihat alam semesta

“Jika engkau merenungkan ciptaan (yang ada di dunia ini), niscaya engkau akan melihat nasihat di dalamnya bagimu”.

33.Yang memahami nilai kebajikan

“Barang siapa yang tidak pernah merasakan kesulitan, maka ia tidak akan pernah memahami nilai kebajikan orang lain”.

Kata-kata mutiara Imam Baqir a.s.

Kata-kata mutiara Imam Baqir a.s.

1. Jiwa yang agung

“Kuwasiatkan lima hal kepadamu: (1) jika engkau dizalimi, jangan berbuat zalim, (2) jika mereka mengkhianatimu, janganlah engkau berkhianat, (3) jika engkau dianggap pembohong, janganlah marah, (4) jika engkau dipuji, janganlah gembira, dan (5) jika engkau dicela, kontrollah dirimu”.

2.Akibat baik dan buruk

“Alangkah mungkin orang yang tamak kepada dunia akan mendapatkannya di dunia. Akan tetapi, ketika ia mendapatkan seluruhnya, dunia itu akan menjadi bala` baginya dan ia menjadi sengsara karenanya. Dan alangkah mungkin seorang membenci urusan akhirat. Akan tetapi, ia dapat menggapainya kemudian dan ia hidup bahagia karenanya”.

3. Keutamaan terbaik dan jihad terbaik

“Tiada keutamaan seperti jihad dan tiada jihad seperti menentang hawa nafsu”.

4. Ambillah nasihat yang baik

“Ambillah nasihat baik dari orang yang mengucapkannya meskipun ia tidak mengamalkannya”.

5. Indahnya kesabaran yang disertai dengan ilmu

“(Jika sesuatu digabung dengan yang lain), tidak ada gabungan yang lebih indah dari kesabaran yang digabung dengan ilmu”.

6. Kesempurnaan yang paling sempurna

“Kesempurnaan yang paling sempurna adalah tafakkuh (mendalami) agama, sabar menghadapi musibah dan ekonomis dalam mengeluarkan biaya hidup”.

7. Tiga kriteria agung

“Tiga hal adalah kemuliaan dunia dan akhirat: memaafkan orang yang menzalimimu, menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, dan sabar ketika engkau diperlakukan sebagai orang bodoh”.

8. Kontinyu dalam berdoa

“Sesungguhnya Allah membenci seseorang yang meminta-minta kepada orang lain berkenaan dengan kebutuhannya, dan menyukai hal itu (jika ia meminta kepada)-Nya. Sesungguhnya Ia suka untuk diminta setiap yang dimiliki-Nya”.

9. Keutamaan orang alim atas ‘abid

“Seorang alim yang dapat dimanfaatkan ilmunya lebih utama dari tujuh puluh ribu ‘abid”.

10. Dua karakter orang alim

“Seorang hamba bisa dikatakan alim jika ia tidak iri kepada orang yang berada di atasnya dan tidak menghina orang yang berada di bawahnya”.

11. Tiga pahala

“Jika mulut seseorang berkata jujur, maka perilakunya akan bersih, jika niatnya baik, maka rezekinya akan ditambah, dan jika ia berbuat baik kepada keluarganya, maka umurnya akan ditambah”.

12. Tinggalkanlah kemalasan

“Janganlah malas dan suka marah, karena keduanya adalah kunci segala keburukan. Barang siapa yang malas, ia tidak akan dapat melaksanakan hak (orang lain), dan barang siapa yang suka marah, maka ia tidak akan sabar mengemban kebenaran”.

13. Penyesalan di hari kiamat

“Orang yang paling menyesal di hari kiamat adalah orang yang berbicara keadilan dan ia sendiri tidak melaksanakannya”.

14. Buah silaturahmi

“Silaturahmi dapat membersihkan amalan, memperbanyak harta, menghindarkan bala`, mempermudah hisab (di hari kiamat) dan menunda ajal tiba”.

15. Berucap ramah dengan orang lain

“Ucapkanlah kepada orang lain kata-kata terbaik yang kalian senang jika mereka mengatakan itu kepadamu”.

16. Hadiah Ilahi

“Allah akan memberikan hadiah bala` kepada hamba-Nya yang mukmin sebagaimana orang yang bepergian akan selalu membawa hadiah bagi keluarganya, dan menjaganya dari (godaan) dunia sebagaimana seorang dokter menjaga orang yang sakit”.

17. Jujur dan melaksanakan amanat

“Bersikaplah wara’, berusahalah selalu, jujurlah, dan berikanlah amanat kepada orangnya, baik ia adalah orang baik maupun orang fasik. Seandainya pembunuh Ali bin Abi Thalib a.s. menitipkan amanat kepadaku, niscaya akan kuberikan kepadanya”.

18. Perbedaan antara ghibah dan tuduhan

“Ghibah adalah engkau membicarakan aib (yang dimiliki oleh saudaramu) yang Allah telah menutupnya (sehingga tidak diketahui oleh orang lain), dan menuduh adalah engkau membicarakan aib yang tidak dimiliki olehnya”.

19. Pencela dibenci Allah

“Allah membenci pencela yang tidak memiliki harga diri”.

20. Tanda-tanda rendah hati

“(Engkau dapat dikatakan rendah hati jika) engkau rela duduk di sebuah majelis yang lebih rendah dari kedudukanmu, mengucapkan salam kepada orang yang kau jumpai, dan menghindari debat meskipun engkau benar”.

21. Menjaga harga diri adalah ibadah terbaik

“Ibadah yang terbaik adalah menjaga perut dan kemaluan”.

22. Sumber dosa adalah tidak kenal Allah

“Tidak akan bermaksiat kepada Allah orang yang mengenal-Nya”.

24. Akal adalah makhluk Allah terbaik

“Ketika Allah menciptakan akal, Ia berfirman kepadanya: “Kemarilah!” Ia pun menghadap. Ia berfirman kembali: “Mundurlah!” Ia pun mundur. Kemudian Ia berfirman: “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih Kucintai darimu, dan Aku tidak akan menyempurnakanmu kecuali bagi orang yang Kucintai. Semua perintah, larangan, siksa dan pahala-Ku tertuju kepadamu”.

25. Hisab atas dasar akal

“Sesungguhnya Allah akan menghisab hamba-hamba-Nya pada hari kiamat sesuai dengan kadar akal yang telah dianugerahkan kepada mereka di dunia.”

26. Pahala guru dan murid

“Sesungguhnya pahala orang yang mengajarkan ilmu adalah seperti pahala orang yang belajar darinya, dan ia masih memiliki kelebihan darinya. Oleh karena itu, pelajarilah ilmu dari ahlinya dan ajarkanlah kepada saudara-saudaramu sebagaimana ulama telah mengajarkannya kepadamu”.

27. Dosa mufti yang tidak berilmu

“Barang siapa yang mengeluarkan fatwa tanpa ilmu yang cukup, maka ia akan dilaknat oleh malaikat rahmat dan azab serta dosa orang yang mengamalkan fatwanya akan dipikul olehnya”.

28. Ulama neraka

“Orang yang mencari ilmu dengan tujuan mendebat ulama (lain), mempermalukan orang-orang bodoh atau mencari perhatian manusia, maka bersiap-siaplah untuk menempati neraka. Kepemimpinan tidak berhak dimiliki kecuali oleh ahlinya”.

29. Tanda-tanda seorang faqih

“Faqih yang sebenarnya adalah orang yang zahid terhadap dunia, rindu akhirat dan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah SAWW”.

30. Bergurau tanpa mencela

“Sesungguhnya Allah azza wa jalla menyukai orang-orang yang suka bergurau dengan orang lain dengan syarat tanpa cela-mencela”.

31. Azab untuk tiga kriteria

“Tiga kriteria yang penyandangnya tidak akan meninggal dunia kecuali ia telah merasakan siksanya: kezaliman, memutuskan tali silaturahmi dan bersumpah bohong, yang dengan sumpah tersebut berarti ia telah berperang melawan Allah”.

32. Yang disukai Allah

“Sesuatu yang paling utama di sisi Allah adalah engkau meminta segala yang dimiliki-Nya”.

33. Kontinyu dalam doa

“Demi Allah, seorang hamba tidak berdoa kepada-Nya terus menerus kecuali Ia akan mengabulkannya”.

34. Berdoa di waktu sahar

“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang banyak berdoa. Oleh karena itu, berdoalah pada waktu ashar hingga matahari terbit, karena pada waktu itu pintu-pintu langit terbuka, rezeki-rezeki dibagikan dan hajat-hajat penting dikabulkan”

35. Berdoa untuk orang lain

“Doa yang paling cepat dikabulkan adalah doa seorang hamba untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya”.

36. Mata-mata yang tidak akan menangis

“Semua mata pasti akan menangis pada hari kiamat kecuali tiga mata: mata yang bangun malam di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada-Nya dan mata yang tidak pernah melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah”.

37. Orang yang tamak bak ulat sutra

“Perumpamaan orang yang tamak bagaikan ulat sutra. Ketika sutra yang melilitnya bertambah banyak, sangat jauh kemungkinan baginya untuk bisa keluar sehingga ia akan mati kesedihan di dalam sarangnya sendiri”.

38. Jangan berwajah dua

“Hamba yang paling celaka adalah hamba yang berwajah dan bermulut dua; ia memuji saudaranya di hadapannya dan menghibahnya di belakangnya, jika saudaranya itu dianugerahi nikmat, ia iri dan jika ia ditimpa musibah, ia menghinanya”.

Mutiara Hadis Imam Hasan al-Mujtaba as:

“Orang-orang membinasakan diri mereka sendiri jika dalam diri mereka terdapat kebiasaan buruk, sombong, tamak dan hasud.” (Biharul Anwar, vol 78, hal. 111)

Mutiara Hadits Imam Ja‘far as

Mutiara Hadits Imam Ja‘far as

• “Waspadalah terhadap tiga orang: pengkhianat, pelaku zalim, dan pengadu domba. Sebab, seorang yang berkhianat demi dirimu, ia akan berkhianat terhadapmu dan seorang yang berbuat zalim demi dirimu, ia akan berbuat zalim terhadapmu. Juga seorang yang mengadu domba demi dirimu, ia pun akan melakukan hal yang sama terhadapmu.”

• “Tiga manusia adalah sumber kebaikan: manusia yang mengutamakan diam (tidak banyak bicara), manusia yang tidak melakukan ancaman, dan manusia yang banyak berzikir kepada Allah.”

• “Sesungguhnya puncak keteguhan adalah tawadhu’.” Salah seorang bertanya kepada Imam, “Apakah tanda-tanda tawadhu’ itu?” Beliau menjawab, “Hendaknya kau senang pada majlis yang tidak memuliakanmu, memberi salam kepada orang yang kau jumpai, dan meninggalkan perdebatan sekalipun engkau di atas kebenaran.”

• Seorang laki-laki seringkali mendatangi Imam Ja‘far as, kemudian dia tidak pernah lagi datang. Tatkala Imam as menanyakan keadaannya, seseorang menjawab dengan nada sinis, “Dia seorang penggali sumur.” Imam as membalasnya, “Hakekat seorang lelaki ada pada akal budinya, kehormatannya ada pada agamanya, kemuliannya ada pada ketakwaannya, dan semua manusia sama-sama sebagai Bani Adam.”

• “Hati-hatilah terhadap orang yang teraniaya, karena doanya akan terangkat sampai ke langit.”

• “Ulama adalah kepercayaan para rasul. Dan bila kau temukan mereka telah percaya pada penguasa, maka curigailah ketakwaan mereka.”

• “Tiga perkara dapat mengeruhkan kehidupan: penguasa zalim, tetangga yang buruk, dan perempuan pencarut. Dan tiga perkara yang tidak akan damai dunia ini tanpanya, yaitu keamanan, keadilan, dan kemakmuran.”

Kamis, 22 April 2010

Fatwa Ayatullah Sayid Ali Khamene’i tentang Asyura

Pertanyaan: Apa hukum pertunjukkan drama sekaitan dengan peristiwa Karbala yang dilakukan secara tradisional di masjid-masjid dan husainiyah terutama di kampung-kampung yang terkadang memiliki pengaruh positif dalam jiwa masyarakat?

Jawab: Tidak masalah jika acara pertunjukkan drama tidak mengandung kebohongan dan kebatilan. Tidak menyebabkan kerusakan. Dengan melihat kondisi zaman acara tersebut tidak menyebabkan lemahnya mazhab yang benar. Akan tetapi pada saat yang sama lebih baik mengadakan ceramah yang berisi nasihat dan menyebutkan musibah-musibah Imam Husein as serta puisi-puisi yang berkaitan dengan beliau dari pada mengadakan drama.

Pertanyaan: Apa hukumnya menggunakan tambur, genderang, terompet dan rantai tajam dalam melakukan aza’?

Jawab: Jika menggunakan rantai tajam menyebabkan lemahnya mazhab di mata masyarakat atau membahayakan badan maka tidak boleh. Akan tetapi menggunakan tambur, genderang dan terompet secara wajar tidak jadi masalah.

Pertanyaan: Di sebagian masjid pada hari-hari kesedihan atau aza’ menggunakan macam-macam bendera yang terbuat dari kayu atau besi panjang yang dipikul oleh seseorang di depan barisan aza’ sebagai sebuah slogan yang di atasnya terdapat sebilah besi pipih panjang yang bergoyang-goyang yang dihiasi dengan bulu sayap burung dan perhiasan serta patung-patung burung kecil- yang dihiasi dengan hiasan yang berharga yang kadang-kadang menimbulkan pertanyaan dari orang-orang muslim tentang filsafatnya dan dalam acara-acara dakwah menimbulkan kerancuan bahkan bertentangan dengan tujuan-tujuan suci masjid. Bagaimana hukum syariatnya berkaitan dengan masalah ini?

Jawab: Jika keberadaan barang tersebut bertentangan dengan kedudukan masjid atau merepotkan para jemaah masjid maka tidak boleh.

Pertanyaan: Jika seseorang melakukan nazar memberikan sebuah bendera dalam acara aza’nya Imam Husein as, apakah para pengurus husainiyah boleh menolaknya?

Jawab: Nazar yang demikian ini tidak membuat keharusan para pengurus untuk menerimanya.

Pertanyaan: Apa hukumnya menggunakan bendera dalam acara aza’nya Imam Husein as. dengan menancapkannya atau membawanya?

Jawab: Dengan sendirinya tidak masalah akan tetapi jangan sampai menjadikan hal ini sebagai bagian dari agama.

Pertanyaan: Jika sebagian dari kewajiban seseorang tertinggalkan karena sebab ikut acara aza’ misalnya salat subuhnya menjadi qadha (salatnya terlewatkan waktunya), apakah sebaiknya setelah ini tidak ikut acara? Dan apakah ketidakikutsertaannya dapat menyebabkan ia jauh dari Ahlul Bait as?

Jawab: Jelas bahwa salat wajib lebih utama dari ikut acara aza’ Ahlul Bait as. Meninggalkan salat karena alasan ikut acara aza’nya Imam Husein as. tidak boleh. Akan tetapi ikut acara aza’ dengan tidak sampai mengganggu salat bisa-bisa saja dan hukumnya adalah sunah muakkad (sangat dianjurkan).

Pertanyaan: Pada sebagian acara-acara agama dibacakan tentang musibah-musibah yang tidak berdasarkan maktal (buku-buku yang memuat kejadian pembantaian) yang benar dan tidak pernah terdengar sama sekali dari seorang alim atau marja. Ketika pembacanya ditanya dari mana sumbernya? Mereka menjawab bahwa Ahlul Bait as. telah menjelaskan demikian kepada kami atau Ahlul Bait telah menunjukkan kepada kami dan kejadian Karbala tidak hanya ada dalam maktal atau dari ulama saja melainkan seorang Maddah (pembaca pujian Ahlul Bait) bisa didapatkan dengan cara mukasyafah. Pertanyaan saya adalah apakah menukil kejadian-kejadian dengan cara ini benar atau tidak? Kalau memang tidak benar apa kewajiban para pendengar?

Jawab: Menukil topik-topik tersebut dengan tanpa bersumber pada riwayat dan sejarah secara syar’i tidak benar kecuali jika penukilannya sedemikian rupa yang menjelaskan keadaan sesuai dengan pemahaman pembaca dan tidak bertentangan dengan kenyataan yang ada dan tugas para pendengar adalah nahi mungkar itu pun dengan syarat kasus dan kondisinya terbukti jelas bagi mereka.

Pertanyaan: Suara bacaan al-Quran dan acara-acara peringatan Imam Husein as. terdengar sangat keras dari Husainiyah bahkan suaranya sampai terdengar dari luar kota dan hal ini mengganggu ketenangan para tetangga. Sementara para pengurus acara memaksa untuk melanjutkannya, bagaimana hukum perbuatan semacam ini?

Jawab: Mengadakan acara-acara syiar agama pada waktunya dalam Husainiyah sekalipun hukumnya adalah sunah muakkad, akan tetapi wajib bagi para pengurus acara dan hadirin untuk menjaga jangan sampai mengganggu para tetangga dengan memelankan suara speaker dan mengubah arah speaker ke dalam Husainiyah sendiri.

Pertanyaan: Bagaimana pendapat Anda tentang kelanjutan pawai para pelaku aza’ pada malam-malam Muharam sampai tengah malam dengan menggunakan tambur, genderang dan seruling?

Jawab: Mengadakan pawai aza’ untuk Sayyid As-Syuhada’ as. dan ikut dalam acara-acara semacam ini sangat bagus dan merupakan sebaik-baik amal yang dapat mendekatkan diri manusia kepada Allah swt. Akan tetapi harus menjaga jangan sampai melakukan hal-hal yang mengganggu orang lain atau amalan-amalan yang dengan sendirinya haram.

Pertanyaan: Apa hukumnya menggunakan alat musik seperti piano, genderang dan sebaginya dalam acara aza’?

Jawab: Menggunakan alat-alat musik tidak sesuai dengan aza’nya Sayyid As-Syuhada’ dan sebaiknya mengadakan aza’ sesuai dengan kebiasaan yang sudah ada sejak zaman dahulu.

Pertanyaan: Apakah boleh dalam acara aza’ Imam Husein as. melakukan kebiasaan yang sudah ada seperti melubangi daging badan dan memberatinya dengan benda berat?

Jawab: Perilaku semacam ini yang melemahkan mazhab dan tidak diperbolehkan.

Pertanyaan: Apa hukumnya perilaku seseorang yang datang ke tempat ziarah para Imam maksum as. dengan menjatuhkan dirinya ke tanah sebagaimana sebagian masyarakat di mana mereka menjatuhkan dirinya sehingga darah keluar dari wajah dan tangannya kemudian mereka memasuki haram dalam keadaan demikian?

Jawab: Perilaku semacam ini tidak terhitung sebagai penyataan rasa duka dan tradisi aza’ dan tidak juga terhitung sebagai kecintaan terhadap para Imam maksum as. Bukan ajaran syariat bahkan jika sampai membahayakan badan dan melemahkan mazhab maka tidak diperbolehkan.

Pertanyaan: Di sebagian tempat para wanita mengadakan acara dengan nama pesta perkawinan Sayyidah Fathimah as. dengan istilah jamuan Hazrat Abu Al-Fadhl as. dalam acara itu dibacakan puisi-puisi perkawinan sambil bertepuk tangan dan menari. Bagaimana hukum perilaku demikian ini?

Jawab: Mengadakan pesta dan acara-acara semacam ini jika tidak dibarengi dengan ucapan dan perilaku yang batil dan tidak menyebabkan lemahnya mazhab maka dengan sendirinya tidak masalah. Adapun menari yang dilakukan jika menimbulkan syahwat dan menyebabkan perbuatan haram maka tidak diperbolehkan.

Pertanyaan: Sisa dana acara Asyura’ Imam Husein as. yang dihasilkan dari uang sumbangan harus digunakan untuk apa?

Jawab: Sisa dana bisa dipakai untuk kepentingan umum dengan izin para pemberi sumbangan atau disimpan untuk digunakan biaya acara aza’ tahun depan.

Pertanyaan: Pada acara hari-hari Muharam apakah boleh memberikan uang kepada pembaca al-Quran, dan pembaca pujian serta penceramah dari uang hasil sumbangan dari para pemberi sumbangan dan sisanya digunakan untuk mengadakan acara?

Jawab: Jika para pemberi sumbangan rela hukumnya tidak masalah.

Pertanyaan: Apakah para wanita boleh bergabung dalam pawai aza’ (memukul dada dan menggunakan rantai ) dengan menjaga hijab dan memakai pakaian khusus yang menutupi badannya?

Jawab: Bergabungnya para wanita dalam pawai aza’ (memukul dada dan menggunakan rantai ) tidak diperbolehkan.

Pertanyaan: Jika dalam aza’ menggunakan benda tajam dan menyebabkan kematian seseorang, apakah hal ini termasuk bunuh diri?

Jawab: Jika kebiasaan semacam ini tidak menyebabkan kematian maka bukan termasuk bunuh diri akan tetapi jika dari semula ada rasa takut akan bahaya kematian dirinya dan pada saat yang sama ia tetap melakukan hal itu dan kemudian menyebabkan kematian dirinya, maka hukumnya adalah bunuh diri.

Pertanyaan: Apakah boleh hadir dalam acara tahlilan seorang muslim yang mati karena bunuh diri? Apa hukum membaca fatihah di kuburan orang yang mati karena bunuh diri?

Jawab: Amalan ini dengan sendirinya tidak masalah.

Pertanyaan: Apakah wanita boleh menjadi pembicara dalam acara aza’ sementara dia tahu bahwa banyak laki-laki bukan mahram yang mendengarkan suaranya?

Jawab: Jika ia takut akan menjadi kejelekan maka hendaknya ia tidak melakukannya.

Pertanyaan: Pada hari asyura’ diadakan acara-acara seperti memukul diri dengan benda tajam dan melewati api dan arang dengan kaki telanjang, hal ini selain menyebabkan jeleknya nama mazhab Syiah Imamiyah di mata para ulama dan pengikut mazhab-mazhab lain juga menyebabkan bahaya terhadap para pelakunya baik jasmani maupun rohani begitu juga menyebabkan fitnah terhadap mazhab. Bagaimana pendapat Anda dalam hal ini?

Jawab: Setiap perilaku yang membahayakan manusia atau melemahkan agama dan mazhab hukumnya haram. Orang-orang mukmin harus menjauhinya dan jelas bahwa kebanyakan masalah-masalah ini menyebabkan jeleknya nama dan melemahkan mazhab Ahlul Bait as. dan ini adalah bahaya dan kerugian yang paling besar.

Pertanyaan: Apakah memukul diri dengan benda tajam secara sembunyi-sembunyi hukumnya halal atau fatwa Anda memiliki keumuman?

Jawab: Memukul diri dengan benda tajam secara urfi (pemahaman masyarakat secara umum) selain tidak terhitung sebagai pernyataan rasa duka juga tidak ada pada masa para Imam maksum AS dan masa setelah mereka dan tidak ada persetujuan dari mereka baik secara khusus maupun umum. Pada masa ini perbuatan seperti ini juga menyebabkan lemah dan jeleknya nama mazhab, oleh karena itu dalam kondisi bagaimanapun tidak diperbolehkan.

Pertanyaan: Apa tolok ukur bahaya secara syar’i baik jasmani maupun rohani?

Jawab: Tolok ukurnya adalah jika urf (pemahaman masyarakat umum) menganggapnya secara serius berbahaya.

Pertanyaan: Apa hukumnya memukul badan dengan kumpulan rantai-rantai kecil ke badan sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin?

Jawab: Jika menurut urfi (pemahaman masyarakat umum) hal itu dianggap sebagai pernyataan rasa duka maka tidak masalah.

Akhlak Imam Khomeini

Khomeini, sebuah nama yang dikenal di seluruh penjuru dunia, sebuah nama yang dikagumi jutaan orang di dunia. Sosok yang menjadi idola dan panutan jutaan orang. Tidak banyak orang seperti dia.

Pada beberapa makalah yang lalu, pembaca telah menyimak beberapa pembahasan dan riwayat peristiwa “kamis kelabu” –seperti disebut oleh kawan kita yang satu itu-. Riwayat-riwayat itu berasal dari shahih Bukhari dan muslim.

Dibanding Kitab Al Kafi, Al Irsyad, atau Jawahirul Kalam, kitab Shahih Bukhari dan Muslim jauh lebih mudah dicari. Artinya, kalau orang ingin melihat langsung ke Shahih Bukhari, dia akan dengan mudah menemukan kitabnya, dan melihat langsung riwayat haditsnya. Orang yang berbohong dengan mengatasnamakan riwayat Bukhari, begitu mudah kebohongannya akan terbongkar, dia akan ketahuan berbohong. Ini karena kitab shahih Bukhari dan Muslim, begitu mudah dicari.

Logikanya, orang yang akan berbohong atas nama Bukhari Muslim, akan berpikir beberapa kali. Pembaca barangkali tidak percaya jika ada orang yang nekad berbohong, dan mengklaim hadits tertentu ada di Bukhari Muslim, namun nyatanya tidak. Tapi ada saja orang yang nekad berbohong meski mudah ketahuan.

Dia berbohong atas nama Bukhari dan Muslim tentang kisah hari kamis. Siapa dia? Dia adalah Khomeini, sosok yang dianggap oleh syiah sebagai wakil imam Mahdi, imam yang bersembunyi dan tidak memunculkan diri. Kapan Imam Mahdi melantik Khomeini menjadi wakilnya? Tidak jelas kapan waktunya. Yang jelas syiah meyakini hal itu. Asal pembaca tahu saja, imam Mahdi yang diyakini syiah hari ini, tidak jelas keberadaannya. Tidak ada yang bisa membuktikan keberadaannya.

Dalam kitab Kasyful Asrar hal 137 –edisi arab-, Khomeini mengatakan:
عندما كان رسول الله في فراش المرض,و يحف به عدد كثير,قال مخاطبا الحاضرين: تعالوا أكتب لكم شيئا يحميكم من الوقوع في الضلالة , فقال عمر بن الخطاب : لقد هجر رسول الله. وقد نقل نص هذه الرواية المؤرخون وأصحاب الحديث من البخاري ومسلم وأحمد مع اختلاف في اللفظ ، وهذا يؤكد أن هذه الفرية صدرت من ابن الخطاب المفتري

Terjemahannya kurang lebih demikian:

Saat Rasulullah terbaring sakit, dan dikelilingi oleh banyak orang, Beliau bersabda pada orang-orang yang hadir di situ: kemarilah, aku akan menuliskan pada kalian tulisan yang akan menjaga kalian dari kesesatan. Lalu Umar bin Khattab mengatakan : Rasulullah telah meracau.
Text riwayat ini telah dinukil oleh para ahli sejarah dan ahli hadits seperti Bukhari, Muslim, Ahmad, dengan sedikit perbedaan pada redaksi. Ini menegaskan lagi bahwa kebohongan ini berasal dari Ibnul Khattab si pembohong.

Mari Kita lihat langsung ke sumber aslinya, ke Shahih Bukhari dan Muslim :

عن سعيد ابن جبير عن ابن عباس رضي الله عنهما أنه قال يوم الخميس وما يوم الخميس ثم بكى حتى خضب دمعه الحصباء فقال : اشتد برسول الله صلى الله عليه و سلم وجعه يوم الخميس فقال ( ائتوني بكتاب أكتب لكم كتابا لن تضلوا بعده أبدا ) . فتنازعوا ولا ينبغي عند نبي تنازع فقالوا هجر رسول الله صلى الله عليه و سلم ؟ قال ( دعوني فالذي أنا فيه خير مما تدعونني إليه ) .

Bab Jawa’izul Wafd

Dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas mengatakan: hari kamis, apa yang terjadi di hari kamis, lalu menangis, sampai air matanya membasahi kerikil, lalu melanjutkan: Sakit Rasulullah semakin berat pada hari kamis, lalu bersabda: bawakan pena dan kertas kemari, aku akan menulis sebuah wasiat yang kalian tidak akan sesat selamanya, lalu mereka berselisih paham, padahal tidak selayaknya terjadi perselisihan di depan Nabi, lalu mereka mengatakan : Rasulullah telah meracau? Lalu Rasulullah bersabda: tinggalkan aku, keadaanku saat ini lebih baik dari apa yang kalian ajak.

Riwayat lain dari Bukhari:

سمع ابن عباس رضي الله عنهما يقول
: يوم الخميس وما يوم الخميس ثم بكى حتى بل دمعه الحصى قلت يا أبا عباس ما يوم الخميس ؟ قال اشتد برسول الله صلى الله عليه و سلم وجعه فقال ( ائتوني بكتف أكتب لكم كتابا لا تضلوا بعده أبدا ) . فتنازعوا ولا ينبغي عند نبي تنازع فقالوا ما له أهجر استفهموه ؟ فقال ( ذروني فالذي أنا فيه خير مما تدعونني إليه )

Dari Ibnu Abbas mengatakan: hari kamis, apa yang terjadi di hari kamis, lalu menangis, sampai air matanya membasahi kerikil, lalu aku bertanya, wahai Abul Abbas, apa yang terjadi pada hari kamis? Ibnu Abbas melanjutkan: Sakit Rasulullah semakin berat pada hari kamis, lalu bersabda: bawakan pena dan kertas kemari, aku akan menulis sebuah wasiat yang kalian tidak akan sesat selamanya, lalu mereka berselisih paham, padahal tidak selayaknya terjadi perselisihan di depan Nabi, lalu mereka mengatakan : apa yang dikatakan Rasulullah, apakah Rasulullah telah meracau? Mintalah penjelasan lagi. Lalu Rasulullah bersabda: tinggalkan aku, keadaanku saat ini lebih baik dari ajakan kalian.

Bab Ikhrajul Yahud Min Jaziratil Arab

Riwayat lain dari Bukhari:

عن سعيد بن جبير قال قال ابن عباس : يوم الخميس وما يوم الخميس ؟ اشتد برسول الله صلى الله عليه و سلم وجعه فقال ( ائتوني أكتب لكم كتابا لن تضلوا بعده أبدا ) . فتنازعوا ولا ينبغي عند نبي تنازع فقالوا ما شأنه أهجر استفهموه ؟ فذهبوا يردون عليه فقال ( دعوني فالذي أنا فيه خير مما تدعونني إليه ) .

Dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas mengatakan: hari kamis, apa yang terjadi di hari kamis, lalu menangis, , lalu melanjutkan: Sakit Rasulullah semakin berat pada hari kamis, lalu bersabda: bawakan pena dan kertas kemari, aku akan menulis sebuah wasiat yang kalian tidak akan sesat selamanya, lalu mereka berselisih paham, padahal tidak selayaknya terjadi perselisihan di depan Nabi, lalu mereka mengatakan : Rasulullah telah meracau? Lalu Rasulullah bersabda: tinggalkan aku, keadaanku saat ini lebih baik dari ajakan kalian.

Bab Maradhin Nabiy Shallalahu Alaihi Wasallam

Riwayat dari Shahih Muslim:
عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ يَوْمُ الْخَمِيسِ وَمَا يَوْمُ الْخَمِيسِ ثُمَّ بَكَى حَتَّى بَلَّ دَمْعُهُ الْحَصَى. فَقُلْتُ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ وَمَا يَوْمُ الْخَمِيسِ قَالَ اشْتَدَّ بِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَجَعُهُ. فَقَالَ « ائْتُونِى أَكْتُبْ لَكُمْ كِتَابًا لاَ تَضِلُّوا بَعْدِى ». فَتَنَازَعُوا وَمَا يَنْبَغِى عِنْدَ نَبِىٍّ تَنَازُعٌ. وَقَالُوا مَا شَأْنُهُ أَهَجَرَ اسْتَفْهِمُوهُ.

Dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas mengatakan: hari kamis, apa yang terjadi di hari kamis, lalu menangis, sampai air matanya membasahi kerikil, lalu aku bertanya, wahai Ibnu Abbas, apa yang terjadi pada hari kamis? Ibnu Abbas melanjutkan: Sakit Rasulullah semakin berat pada hari kamis, lalu bersabda: bawakan pena dan kertas kemari, aku akan menulis sebuah wasiat yang kalian tidak akan sesat selamanya, lalu mereka berselisih paham, padahal tidak selayaknya terjadi perselisihan di depan Nabi, lalu mereka mengatakan : apa yang dikatakan Rasulullah, apakah Rasulullah telah meracau? Mintalah penjelasan lagi.

Bab Tarkil Washiyyah Liman Laisa Lahu Syai’un Yushii fiihi

Riwayat lainnya dari Shahih Muslim:
عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ يَوْمُ الْخَمِيسِ وَمَا يَوْمُ الْخَمِيسِ. ثُمَّ جَعَلَ تَسِيلُ دُمُوعُهُ حَتَّى رَأَيْتُ عَلَى خَدَّيْهِ كَأَنَّهَا نِظَامُ اللُّؤْلُؤِ. قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « ائْتُونِى بِالْكَتِفِ وَالدَّوَاةِ - أَوِ اللَّوْحِ وَالدَّوَاةِ - أَكْتُبْ لَكُمْ كِتَابًا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ أَبَدًا ». فَقَالُوا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَهْجُرُ.

Dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas mengatakan: hari kamis, apa yang terjadi di hari kamis, lalu menangis, lalu air matanya mengalir di pipinya, sampai aku melihat di pipinya seakan untaian mutiara, Ibnu Abbas melanjutkan: Sakit Rasulullah semakin berat pada hari kamis, lalu bersabda: bawakan pena dan kertas kemari, aku akan menulis sebuah wasiat yang kalian tidak akan sesat selamanya, lalu mereka mengatakan : Rasulullah telah meracau? Mintalah penjelasan lagi.

Bab Tarkil Washiyyah Liman Laisa Lahu Syai’un Yushii fiihi

Kita lihat sendiri di shahih Muslim dan Bukhari, ternyata apa yang diucapkan oleh Khomeini tidak ada. Dalam seluruh riwayat di atas, tidak ada kata Umar. Sementara yang menuduh Nabi meracau adalah mereka. Artinya, jumlahnya lebih dari tiga.

Siapa mereka yang berani menuduh Nabi meracau? Riwayat-riwayat lainnya –juga di Bukhari Muslim- menyebutkan siapa mereka. Mereka juga ribut di depan Nabi saat Nabi sakit keras. Siapakah mereka? Silahkan menyimak kembali makalah : siapa yang ribut saat Nabi sakit?
Dengan mudah kita mendapati bahwa yang berbohong adalah Khomeini sendiri, bukan Umar bin Khattab. Khomeni lah yang pembohong, bukan Umar bin Khattab.

Ini sebuah pertanda, berbohong adalah kebiasaan ustadz dan ulama syiah yang susah ditinggalkan. Kita tidak perlu heran, karena mereka bermakmum pada Khomeini, sedangkan makmum harus mengikuti imamnya.

Apa maksud dan tujuan ini semua? Semua ini untuk mengungkapkan kebencian Khomeini kepada Umar bin Khattab, orang yang membawa obor cahaya Islam pada negeri Persia.

16 Nasehat Imam Khomeini untuk

1. Sedapat-dapatnya berpuasalah setiap hari Senin dan Kamis.
2. Shalat lima waktu tepat pada waktunya, dan berusahalah shalat Tahajjud.
3. Kurangilah waktu tidur, dan perbanyaklah membaca Al-Qur’an.
4. Perhatikan dan tepatilah sungguh-sungguh janji Anda.
5. Berinfaklah kepada fakir-miskin.
6. Hindarilah tempat-tempat maksiat.
7. Hindarilah tempat-tempat pesta pora, dan janganlah mengadakannya.
8. Berpakaianlah secara sederhana.
9. Janganlah banyak bicara dan seringlah berdo’a, khususnya hari Selasa.
10. Berolahragalah (senam, marathon, mendaki gunung dan lain-lain).
11. Banyak-banyaklah menelaah berbagai buku (agama, sosial, politik, sains, falsafah, sejarah, sastra dan lain-lain).
12. Pelajarilah ilmu-ilmu tehnik yang dibutuhkan negara Islam.
13. Pelajarilah ilmu Tajwid dan Bahasa Arab, serta perdalamlah.
14. Lupakan pekerjaan-pekerjaan baik Anda, dan ingatlah dosa-dosa Anda yang lalu.
15. Pandanglah fakir-miskin dari segi material, dan ulama dari segi spiritual.
16. Ikuti perkembangan umat Islam.

Nasihat Imam Khomeini untuk Seorang Muslim

Wahai sahabatku yang mengaku Muslim, dengarkan sabda Baginda Rasul berkenaan dengan seorang Muslim, “Orang Muslim adalah dia yang Muslim lain terbebas dari gangguan tangan dan lidahnya.” Mengapa kitasaya dan Andamengganggu, mengusik dan menyakiti orang yang derajatnya bawah kita, dengan berbagai cara? Mengapa kita tidak pernah jera berbuat aniaya terhadap mereka, bahkan merampas hak mereka tanpa dasar? Sampai-sampai, bila tangan kita sudah tidak dapat menjangkau mereka, kita melakukan gangguan terhadap mereka melalui lidah kita, dengan membongkar rahasia-rahasia dan menyingkap segala hal yang selama ini mereka sembunyikan, mengumpat di belakang mereka serta membuat tuduhan-tuduhan palsu terhadap mereka?

Semua ini berarti bahwa klaim keislaman kita—yang tidak pernah membuat saudara-saudara Muslim kita selamat dari gangguan tangan dan lidah kita—bertentangan dengan kenyataan hidup kita yang sebenarnya. Keadaan batin kita bertentangan dengan kenyataan lahiriah kita. Dan ini membuktikan bahwa kita termasuk golongan orang munafik dan bermuka dua.

Wahai jiwa penulis lembaran-lembaran yang hina ini, yang berpura-pura seakan-akan berpikir tentang cara keluar dari hari-hari gelap serta keselamatan dari kesengsaraannya! apabila kamu benar dan hatimu selaras dengan lidahmu, dan realitas batinmu cocok dengan penampilan lahiriahmu, maka mengapa engkau begitu lalai, hatimu begitu memburuk, dan nafsumu begitu kuat? Mengapa engkau tidak berpikir tentang perjalanan kematian yang sangat penuh dengan risiko?

Usiamu telah berlalu cepat, tetapi engkau belum melepaskan nafsu dan keinginanmu. Engkau telah menghabiskan hari-harimu untuk memuaskan hawa nafsu dalam kelalaian dan kesengsaraan. Saat kematianmu terus mendekat, sementara engkau masih terjerat dalam perilaku burukmu dan terbiasa dalam perbuatan tak senonohmu. Engkau adalah jiwamu, seorang pemberi nasihat yang tidak mengambil pelajaran dari nasihatnya sendiri. Engkau termasuk kaum munâfiqûn dan bermuka dua. Jika engkau terus menerus dalam keadaan tersebut, maka engkau akan di kumpulkan dengan dua lidah api dan dua wajah dari api.

Oh Tuhan, sadarkan kami dari serangan tidur pulas yang berlarut-larut ini, sadarkan kami kembali dari keaddaan mabuk dan kelalaian ini. Sinarilah hati kami dengan cahaya keimanan dan rahmatilah keadaan kami. Ulurkan tangan-Mu kepada kami, dan tolonglah kami supaya terlepas dari cakaran iblis dan hawa nafsu, demi hamba-hamba pilihan-Mu, Muhammad dan keluarganya yang suci, semoga shalawat Allah dilimpahkan atas mereka.

Khutbah Imam Khomeini Menyambut Natal

Khutbah Imam Khomeini Menyambut Natal

Bismillahir Rahmanir Rahim

Saya mengucapkan selamat hari lahir Isa Al Masih bagi semua bangsa yang tetindas di dunia, pengikut Masihi dan juga kaum Nasrani. Pada Isa al Masih semuanya adalah mukzijat. Satu mukjizat, beliau lahir dari ibu yang perawan. Satu mukjizat, belaiu berbicara dalam buaian. Satu mukjizat, beliau membawa kedamaian, penyembuhan dan spiritualitas bagi manusia. Semuanya adalah mukjizat, dan semua anbiya adalah mukjizat, dan semuanya datang untuk membentuk manusia. Semua menginginkan manusia berjalan di jalan lurus Ilahi, semua menginginkan agar manusia hidup dalam lingkungan damai, sejahtera dan bersaudara.

Ini adalah misi Petugas Ilahi untuk membawa manusia dari dunia ini menuju kedunia yang tinggi, yan g juga merupakan tugas para ruhaniawan di setiap bangsa, ruhaniawan Masihi atau Nasrani, ruhaniawan Muslim dan ruhaniawan Yahudi, semua ruhaniawan. Tugas itu mengikuti misi para nabi. Dari merekalah tugas mentarbiayah manusia dan agar mendapatkan kedamaian dan ketentraman bagi setiap manusia. Para ruhaniawan lah yang menjadi frontier untuk berada di dalam organ anbiya yaitu wahyu Ilahi. Para ruhaniawan memiliki tugas lebih dari pada setiap tugas yang dimilki orang awam. Satu tanggung jawab Ilahi. Ruhaniawan bertanggung jawab dihadapan para nabi dan juga Allah. Mereka bertanggung jawab untuk menyampaikan pelajaran para nabi kepada masyarakat, membimbing tangan masyarkat dan menyelamatkan mereka dari semua derita ini.

Tugas Ruhaniawan Nasrani

Dunia sekarang menderita karena ulah adikuasa dan kekuatan setan yang berdiri menentang para nabi besar dan tidak membiarkan ajaran anbiya terlaksana. Para ruhaniawan Nasrani memiliki satu keistimewaan, dan adikuasa tesebut pengikut Nasrani yangmengaku pengikut Nabi Isa. Adikuasalah yang hari ini berdiri menentang ajaran Allah yang diajarkanNya kepada para nabi. Mereka bertindak melawan ajaran nabi Isa. Para ruhaniawan Nasrani bertugas untuk melakukan perjuangan spiritual sesuai dengan ajaran Tuhan dan ajaran nabi Isa untuk menetang adikuasa yang telah bertindak menentang perjalanan anbiya dan nabi Isa. Mereka harus dibimbing agar menjadi pengikut nabi Isa, mereka haruslah dihidayahi agar tidak bertindak berlawanan denganjaran nabi isa.

Kalian para ruhaniawan Nasrani harus menyelamatkan nabi Isa dari para pembesar pemerintahan kalian. Nabi Isa berharap kepada para ruhaniawan Nasrani dan juga yang lain. Nabi Isa berharap dari kalian, pelajarilah, kalian diharapkan untuk bertindak sesuatu terhadap kedhaliman yang menindas manusia. Apakah di geraja kalian tidak pernah membicarakan hal ini ?. Apakah kalian telah meminta kepada uskup untuk menyelesaikan tragedy ini ?. Apakah para ruhaniawan Nasrani mengutuk tindakan negara yang bertentangan dengan ajaran nabi Isa as sedangkan mereka mengaku Nasrani ?. Di hari Natal sewaktu kami di Paris telah mengungkapkan semua kedholiman ini. Tapi sayangnya Paus melarang untuk diterbitkan. Mengapa ruhaniawan besar Nasrani mengutuk ketertindasan dan berfihak kepada penindas ?.

Apakah kamu tidak tahu kejahatan yang terjadi disini ?. Apakah kamu tidak tahu bahwa semua harta yang ada dibawa keluar dan rakyat disini kelaparan ?. Apakah kamu tidak tahu bahwa bertahun tahuan, lima puluh tahun, rakyat dalam pendiritaan , dalam tekanan dimana semua hartanya diambil kemudian diberikan kepada negara negara besar ?. Apakah para ruhaniawan Nasrani tidak mengetahui bahwa Jimmy Carter telah bertindak bertentangan dengan ajaran nabi Isa dengan memenjarakan harta Iran, dan membekukan semua harta bank Iran ?. Bukankah nabi Isa datang untuk keadilan dan membawa masyarakat kepada keadilan dan wajib menerima keadilan, maka bertindaklah agar semua yang dikatakan oleh nabi Isa itu terjadi dan dilaksanakan. Apakah kalian mengetahui apa yang diharapkan oleh suatu bangsa kecil yang tertindas?. Apakah kalian mengetahui bahwa baikot yang dilakukan oleh Carter akan menyebabkan 50 juta orang kelaparan akan meninggal?. Apakah Paus mengetahui ini dan kemudian mengutuk kami?.

Apakah berita buruk yang sampai padanya?. Kalau sampai maka celakalah kami, celakalah orang orang Nasrani, celakalah ruhaniawan Nasrani, tapi kalau tak sampai maka celakalah Vatikan. Apakah Vatikan menjadi pengikut adikuasa dan kedholiman dan menerima keadaan ini?. Apakah kedhaliman yang dilakukan oleh orang yang mengaku pengikut nabi Isa ini sesuai dengan ajaran nabi Isa?. Kedhaliman yang dilakukan mereka ini harus dikatakan kepada siapa?. Kepada siapa harus disampaikan?. Apakah bukan kepada para ruhanawan Nasrani?. Apakah bukan kepada Paus?.

Mengapa Diam Terhadap Kedhaliman ?

Apakah suara kami sampai pada Paus ?. Dibiarkan sampai?. Kalau sampai tentulah akan ada reaksi darinya ?. Kami berpandangan bahwa dia tidak akan membiarkan begitu saja orang yang tertindas, tentulah dia tidak akan bertindak bertentangan dengan ajaran nabi Isa ?. Apakah dia tidak mengetahui orang orang tertindas didunia ini yang dilakukan oleh presiden Amerika, dari dulu sudah terjadi, semuanya dilakukan oleh presiden presiden Amerika ?. Apakah dia tidak mengetahuai kedholiman yang terjadi di Palestina, Libanon, Vietnam dan diberbagai belahan duniaini ?. Apakah hal ini sama sekali tidak sampai kehadapan Paus ?. Apakah dia dipenjara atau tidak seorangpun dibenarkan berbicara dengannya ?. Apakah dia mengetahui dan mengethuai permasalahan tapi duduk diam saja ?. Apakah ini perintah nabi Isa ?. Kenapa dia membiarkan semua ini terjadi, setiap penindasan yang dilakukan adikuasa dibiarkan saja dan setiap ketertindasan yang terjadipun dibiarkan berlalu ?.

Kewajiban Paus

Nabi Isa adalah nabi perdamaian yang hendak mendamaikan dunia, dan sekarang adalah hari raya perdamaian. Sekarang kamu mengetahui dimana pada waktu hari raya Perdamaian ini mereka sedang melaksanakan perang ?. Apakah kamu mempercayai kalau diantara presiden itu dating dan berdoa, apakah kamu mempercayai doa itu ?. Apakah kamu mengetahuai bahwa koran-koran mereka menulis anti kami, radio dan tv mereka menyiarkan berita yang menentang kami ?. Apakah kamu mengetahui bahwa semua ini menentang kaum tertindasan dan menguntungkan kaum penindas?. Apakah kamu tidak memilki kewajiban untuk melakukan propaganda mencegah ini ?. Apakah Paus tidak berkewajiban memberikan pencerahan kepada mereka yang berdiri menentang orang tertindas ?. Apakah Paus tidak memiliki kewajiban untuk melawan propaganda, langkah dan tindakan mereka ?. Maka, siapa yang memiliki kewajiban ?. Siapa yang bertanggung jawab dengan ajaran Masihi/ Nasrani ?. Kapan ajaran nabi Isa akan disampaikan ?. Apakah hanya ajaran untuk orang bawahan ?. Apakah hanya ajaran orang atas saja yang ada?. Apakah ajaran nabi isa tidak perlu didapatkan ?.

Sudah banyak penderitaan, bukan hanya kalian, tidak juga saya, tapi masa ini saya menyampaikan derita satu bangsa yang lemah. Saya sampaikan kepada ruhaniawan Nasrani. Dengan perantara kalian agar pesan kami sampai pada rakyat Amerika, para ruhaniawan Amerika dan para ruhaniwan di seluruh dunia tentang ketertindasan dan juga ajaran nabi isa. Ajaran nabi Isa sedang terdakwa sekarang, nabi Isa dan juga ajarannya sekali. Paus pun juga tertuduh sekarang. Apakah masyarakat tidak berhak bertanya “kenapa”?. Apakah tidak berhak bertanya; kenapa Paus mengutuk orang tertindas dan berfihak pada penindas ?. Sampaikan hal ini kepada semua masyarakat. Mereka mepersiapkan rakyat Amerika untuk menentang kami di hari raya perdamaian ini. Presiden Amerika selalu berperan dalam melakukan penindasan dimanapun. Orang orang tertindas sangat menderita. Tapi dengan ini semua para ruhaniawan Nasrani diam saja. Kenapa harus diam ?. Kenapa harus tidak mengetahui ketertindasan ?. Kenapa ketika mengetahui ketertindasan kemudian hanya diam, paling tidak beri mereka hidayah ?!. Apakah hidayah hanya terbatas di gereja ?. Apakah hidayah hanya untuk orang kelas bawah ?. Apakah hidayah untuk orang atas dulu ?. Para anbiya diutus untuk menentang kelompok atas dulu. Nabi Musa as untukmenentang Fir’aun.

Peringakat atas yang harus ditentang dan diberi hidayah. Maka tugas para ruhaniawan lah untuk memberikan hidayah kelas atas. Berilah hidayah presiden. Terimalah ajaran nabi Isa, terimalah pengikut nabi Isa. Terimalah ajaran Masihiyah, dan jangan biarkan ajaran Masihiyah terhapus. Jangan biarkan para ruhaniawan Nasrani dipandang masyarakat sebagai ruhani pendukung kaum penindas. Semoga Allah memberikan hidayahNya kepada mereka yang bertindak menentang ajaran samawi, yang menantang tuntuanan malakut !. Ya Allah berilah kemenangan kaum tertindas dalam melawan kaum penindas

Sekilas Tentang Empat Periode Kehidupan Imam Khomeini r.a


Khomeini adalah nama yang selalu dirindukan oleh jutaan Muslim di seluruh dunia. Tatapannya yang tajam menggetarkan Barat dan Timur. Pemimpin bersahaja ini telah mengubah alur sejarah, bukan hanya Iran, negerinya, tetapi juga seluruh dunia.

Imam Khomeini (r.a) lahir pada tanggal 20 Jumada Thaniyah tahun 1321 hijriyah. Kelahirannya bertepatan dengan hari lahir Sy. Fatimah Zahra putri Nabi Muhammad SAW. Imam Khomeini yang terlahir dengan nama Ruhullah Mostafavi (Musavi) berasal dari keluarga yang dikenal dengan ketinggian ilmu, taqwa dan perjuangan melawan kezaliman. Ayah beliau, Ayatollah Sayid Mostafa Musavi gugur Shahid di tangan berandalan lokal karena pembelaannya terhadap orang-orang yang tertindas. Ketika itu, Ruhullah masih berusia lima bulan.

Sepeninggal ayahnya, Imam Khomeini hidup di bawah bimbingan ibunya (Banu Hajar) yang penyayang, bibinya (Sahebeh Khanoum) yang dikenal bertaqwa dan pemberani, serta pengasuhnya yang saleh (Nane Khavar). Sejak kanak-kanak beliau sudah mempelajari kemahiran berkuda dan menembak.

Periode Pertama

Masa kanak-kanak dan remaja dilewati oleh Sayid Ruhullah ketika Iran sedang mengalami gejolak besar politik dan sosial. Sejak masa itu, Ruhullah telah mengenal dari dekat kesulitan yang dialami oleh masyarakat umum. Keterlibatan keluarganya dalam membela hak-hak kaum tertindas membuatnya kelak tumbuh menjadi pejuang hakiki. Ketika masih kanak-kanak ia sering melukiskan perasaannya yang memprihatinkan kondisi masyarakat sekitar dalam corat-coret buku gambarnya. Di masa remaja, perasaan itu semakin dalam ia rasakan. Dalam salah satu bukunya yang ia tulis di masa remaja, Ruhullah yang kala itu masih berusia antara 9 dan 10 tahun menulis demikian;

Di manakah kecemburuan Islam?

Di manakah gerakan kebangsaan?

Kepada bangsa Iran Sayid Ruhullah menulis;

Wahai bangsa Iran, Iran terancam petaka

Negeri Daryush dijarah bangsa Nicholas (1

Tulisan itu bisa disebut sebagai statemen politik pertama yang dibuat oleh Sayid Ruhullah remaja yang kelak akan memimpin bangsa Iran, sekaligus menunjukkan perhatiannya yang besar kepada nasib negeri dan bangsanya.

Sayid Ruhullah sangat tertarik kepada tokoh-tokoh pejuang. Ketika Mirza Kucik Khan Jangali bangkit berjuang dengan mengangkat senjata, Ruhullah ikut membantu menyampaikan pidato dan membaca syair tentang Mirza Jangali. Ia juga terlibat mengumpulkan dana untuk membantu gerakan Mirza. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk bergabung dengan kelompok Jangali dan bertemu Mirza. (2

Pendidikan

Sayid Ruhullah Musavi (Mustafavi) memiliki kecerdasan yang luar biasa. Ia berhasil menguasai berbagai cabang ilmu. Selain ilmu fiqih, ushul dan filsafat, ia juga menguasai irfan. Kedalaman ilmunya diakui oleh para gurunya sendiri. Sayid Ruhullah belajar dari sejumlah guru di kota Khomein, Arak dan Qom. Hanya dalam waktu enam tahun ia berhasil mempelajari banyak cabang ilmu sebelum akhirnya mengukuhkan diri sebagai salah seorang ulama dan pengajar di pusat ilmu Islam di kota Qom. (3

Pidato Resmi Pertama

Ketika masih menjadi pelajar agama di kota Arak, Sayid Ruhullah Mosavi yang kala itu berusia 19 tahun untuk pertama kalinya mendapat kesempatan secara resmi berpidato di depan umum. Pidato itu dalam acara memperingati tokoh penting Revolusi Konstitusi Mojtahed Tabatabai. Pidato yang lebih mirip dengan statemen politik itu disampaikan oleh seorang pelajar agama yang masih muda untuk mengenang jasa tokoh perjuangan Revolusi Konstitusi. (4

Imam Khomeini mengenai hari itu menceritakan demikian;

“…Aku diminta untuk menyampaikan khotbah di atas mimbar. Tawaran itu aku terima dengan baik. Malam itu aku tak banyak tidur, bukan karena takut berbicara di depan umum tetapi karena aku meyakini bahwa aku bakal berdiri di mimbar milik Rasulullah SAW. Karena itu aku memohon kepada Allah untuk memberikan pertolonganNya kepadaku, agar di antara semua yang ku ucapkan sejak awal hingga akhir, jangan ada kata-kata yang tidak ku yakini. Permohonan ini adalah ikrar antara aku dan Allah. Khotbahku yang pertama kali berlangsung panjang, tapi tidak ada orang yang merasa lelah…Aku mendengar suara sebagian orang yang memuji pidatoku. Terlintas di hatiku perasaan senang mendengar pujian itu. Karena itu undangan kedua dan ketiga untuk berpidato aku tolak dan selama empat tahun setelah itu aku tidak pernah naik ke mimbar dan berkhotbah.” (5

Periode Kedua

Periode ini dimulai ketika Sayid Ruhulah Mosavi hijrah ke kota suci Qom. Saat itu, Reza Khan Pahlevi, raja pertama dinasti Pahlevi melanjutkan kebijakannya yang anti agama. Di masa ini, Sayid Ruhullah yang sedang sibuk dengan aktivitas belajar, mengajar dan menulis buku, mulai berkenalan dengan para ulama pejuang seperti Ayatollah Haj Agha Nurullah Esfahani, Ayatollah Modarres dan sejumlah nama besar lainnya. Di masa kekuasaan Reza Khan ini tercipta kondisi yang sangat mencekik. Karena itu para ulama berjuang untuk mempertahankan dan melindungi hauzah ilmiah yang merupakan pusat pendidikan agama Islam di Qom. Bisa dikatakan bahwa perjuangan mempertahankan hauzah di zaman itu tidak kalah pentingnya dari membentuk pemerintahan Islam yang kelak terjadi tahun 1979. (6

Periode Ketiga

Periode ini dimulai ketika Imam Khomeini (ra) menginjak usia 40 tahun. Saat itu terjadi dua peristiwa besar, pertama berkecamuknya Perang Dunia II dan jatuhnya Iran ke tangan pendudukan asing, dan kedua larinya Reza Khan ke luar negeri dan anaknya yang bernama Mohammad Reza naik ke singgasana kekuasaan.

Melihat kondisi yang ada, Sayid Ruhullah Mosavi merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk melakukan gerakan kebangkitan demi memperbaiki kondisi negeri yang carut marut. Meski telah melakukan banyak usaha, namun kebangkitan yang diinginkan tidak terjadi. Imam Khomeini yang telah dikenal sebagai salah seorang ulama besar di Qom memiliki kecakapan yang seharusnya untuk memimpin sebuah gerakan kebangkitan rakyat. Beliau sudah merasakan 20 tahun kekuasaan Reza Khan dan memiliki wawasan politik yang luas. Pada tanggal 11 Jumada Thani tahun 1363 hijriyah atau sekitar tahun 1944 masehi, Imam Khomeini merilis sebuah statemen yang menyerukan rakyat bangkit dengan memanfaatkan kondisi yang ada. “Hari ini bertiup angin ruhani yang sejuk dan hari ini adalah hari yang paling baik untuk sebuah kebangkitan demi perbaikan. Jika kalian lewatkan kesempatan ini dan tidak bangkit demi ridha Allah serta tidak mengambalikan syiar agama ke posisinya semula, maka besok, orang-orang tak bermoral dan pengumbar Shahwat akan menguasai kalian. Mereka akan mempermainkan kehormatan kalian demi kepentingannya.” Demikian bunyi statemen itu. (7

Periode Keempat

Periode keempat kehidupan Imam Khomeini berbarengan dengan dua peristiwa duka. Pertama adalah wafatnya Ayatollah al-Udzma Boroujerdi pada tanggal 29 Maret 1961. Dengan wafatnya marji besar Syiah ini, dunia Islam kehilangan salah satu tokoh penting yang membentengi Islam, dan di sisi lain musuh-musuh Islam dan Iran bersuka cita atas kepergian Ayatollah Boroujerdi (ra). Peristiwa kedua adalah wafatnya Ayatollah Kashani, pejuang besar dalam melawan kekuasaan imperialisme Inggris. Nama Ayatollah Kashani cukup membuat hati penguasa Britania Raya dan musuh-musuh Islam bergetar. Wafatnya dua ulama besar ini terjadi seiring dengan dimulainya periode masuknya pengaruh Amerika Serikat (AS) di Iran.

AS gencar menekan rezim Shah Pahlevi untuk memberlakukan perubahan di semua bidang sesuai kemauan Washington. Imam Khomeini menangkap sinyal bahaya besar di balik perombakan gaya AS ini. Langkah-langkah rezim Pahlevi hanya akan membuka jalan bagi AS dan Israel untuk menguasai Iran. Imam Khomeini gencar mengingatkan semua pihak untuk menyadari bahaya dari langkah-langkah Shah. Rezim melakukan pembalasan atas gerakan Imam dengan sebuah tindakan yang brutal. Tentara dan dinas keamanan (SAVAK) tanggal 22 Maret tahun 1963, bertepatan dengan peringatan Shahadah Imam Jafar Shadiq (as), dikerahkan untuk menyerang madrasah Feiziyah di Qom, tempat Imam Khomeini mengajar. Banyak pelajar agama yang gugur Shahid dalam peristiwa itu.

Peristiwa Feiziyah semakin mendorong Imam Khomeini untuk melanjutkan gerakannya. Memperingati 40 hari gugurnya para pelajar Feiziyah, Imam Khomeini menyampaikan pidatonya yang berapi-api. Beliau mengumumkan tidak akan diam sebelum menundukkan rezim Shah. Malam harinya, Imam Khomeini ditangkap dan dijebloskan ke penjara Qasr. Pagi hari, berita penangkapan Imam Khomeini didengar oleh masyarakat luas di Tehran dan kota-kota lainnya.

Massa dalam jumlah besar berbondong-bondong memenuhi jalanan dan bergerak menuju istana Shah. Mereka berjalan dengan meneriakkan yel-yel “Khomeini atau Mati”. Dengan slogan ini mereka menuntut rezim untuk membebaskan ulama pejuang ini. Rezim pun melakukan tindakan brutal dengan membantai para demonstran. Korban pun berjatuhan.

Kepemimpinan Imam Khomeini dalam gerakan melawan Shah nampaknya reda ketika rezim mengasingkan beliau ke Turki lalu Irak. Namun aktivitas perjuangan Imam Khomeini tidak berhenti meski di pengasingan. Tahun 1978, putra tertua Imam Khomeini bernama Ayatollah Sayid Mostafa Khomeini dalam sebuah peristiwa mencurigakan didapatkan terbujur kaku di kamarnya. Banyak bukti yang mengarah kepada keterlibatan SAVAK dalam pembunuhan Ayatollah Mustafa yang selalu menyertai ayahnya dalam setiap langkah.

Syahidnya Ayatollah Mostafa Khomeini kembali menyulut gelora perjuangan yang selama ini dilakukan di bawah tanah. Gelora itu kian membara setelah koran Ettelaat memuat tulisan artikel yang menghujat Imam Khomeini dan kalangan ulama secara umum. Masyarakat Muslim menggelar aksi demo dan memprotes kekurangajaran koran Ettelaat. Aksi demo itu berujung pada peristiwa pembantaian yang dilakukan tentara terhadap warga kota Qom. Gerakan kebangkitan rakyat silih berganti terjadi di beberapa kota penting, Qom, Tabriz, Isfahan, Yazd, Shiraz dan kota-kota lainnya. Puncak politik tangan besi rezim Shah terjadi pada peristiwa yang dikenal dengan nama peristiwa 17 Shahrivar 1357.

Shah Mohammad Reza Pahlevi yang menyaksikan kondisi Iran sudah tidak memungkinkan baginya untuk menetap lebih lama, segera angkat kaki meninggalkan Iran dan singgasananya. Dengan larinya Shah, Imam Khomeini yang saat itu berada di Paris memutuskan untuk kembali ke Iran. Jutaan warga menyambut kedatangan Imam Khomeini. Tiba di Tehran, Imam langsung menuju Behesht-e Zahra, taman makam para pahlawan perjuangan melawan rezim Shah. Di sana beliau menyampaikan pidatonya yang bersejarah. Imam menyatakan bahwa kekuasaan yang ada saat ini tidak legal.

Tiba tanggal 1 Februari 1979, Imam Khomeini segera memimpin langsung perjuangan rakyat Iran menumbangkan kekuasaan despotik Shah Pahlevi yang sudah di ujung tanduk. Tanggal 10 Februari, PM Shapour Bakhtiar mengeluarkan undang-undang darurat militer dan jam malam. Imam dalam sebuah amaran singkatnya menyebut jam malam tidak legal. Selama 24 jam terjadi bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara yang masih setia kepada rezim Shah.

Pagi hari tanggal 11 Februari 1979, dengan kaburnya Bakhtiar ke luar negeri, kekuasaan Shah Pahlevi berakhir. Sebagai gantinya berdiri pemerintahan baru dengan sistem Republik Islam.

Sejak kemenangan revolusi Islam hingga 2 Juni 1989 (hari wafat Imam Khomeini) terjadi banyak peristiwa penting di Iran yang menunjukkan betapa Amerika Serikat (AS) memusuhi pemerintahan Islam ini. Kelompok pemberontak sayap kanan atau kiri di Iran yang berusaha menumbangkan pemerintahan Islam didukung secara penuh, baik secara politik maupun financial, oleh Barat dan Timur. Adi daya dunia pun mendorong Saddam Hossein, dikatator Irak untuk menyerang Iran. Perang pun meletus dan berlangsung selama delapan tahun.

Berbagai makar dan tipu daya dalam skala besar dilakukan oleh adi daya Barat dan Timur untuk menggulung pemerintahan Islam di Iran. Namun berkat pertolongan Allah dan di bawah kepemimpinan Imam Khomeini, semua tipu daya itu dapat digagalkan dan pemerintahan Islam di Iran tetap berdiri dengan tegaknya.

Tanggal 2 Juni 1989, Imam Khomeini memenuhi panggilan Tuhannya. Rakyat Iran tenggelam dalam duka. Rasa duka juga dirasakan oleh jutaan pencinta Imam Khomeini di seluruh dunia. Imam Khomeini, sang Pemimpin Besar Revolusi Islam telah tiada, namun rakyat Iran tetap teguh memperjuangkan cita-citanya. Salam bagi Imam Khomeini (ra). (taghrib)

Catatan kaki:
1) Kautsar (Kumpulan Pidato Imam Khomeini r.a), diterbitkan oleh Yayasan Penyusunan dan Penerbitan karya Imam Khomeini, cetakan pertama, jilid 1 hal: 615.
2) Sayid Ali Qaderi, Ruhullah Khomeini (Biografi Imam Khomeini r.a), Yayasan Penyusunan dan Penerbitan karya Imam Khomeini, cetakan ketiga, jilid 1 hal: 232 – 236.
3) Amir Reza Sotoudeh, Pa be Paye Aftab (Kumpulan kisah hidup Imam Khomeini r.a), jilid 1 halaman: 30.
4) 4)Sayid Ali Qaderi, Ruhullah Khomeini (Biografi Imam Khomeini r.a), Yayasan Penyusunan dan Penerbitan karya Imam Khomeini, cetakan ketiga, jilid 1 hal: 260, juga Sar Gozashtehaye Vijeh jilid 6 halaman: 11.
5) 5)Sayid Ali Qaderi, Ruhullah Khomeini (Biografi Imam Khomeini r.a), Yayasan Penyusunan dan Penerbitan karya Imam Khomeini, cetakan ketiga, jilid 1 hal: 260.
6) 6) Buletin Khabar Nameh yang diterbitkan untiuk seminar Haj Agha Nurullah Esfahani nomor 1 halaman 16 – 17 dan nomor 2 halaman 12 – 13, mengutip pernyataan Ayatollah Pasandideh dan Ayatollah Mazaheri.
7) 7) Sahifeye Nour, Yayasan Penyusunan dan Penerbitan karya Imam Khomeini, cetakan ketiga, jilid 1 hal: 4 – 6